Jumat, 26 September 2014

Celotehanku

Assalamu'alaikum.

Sahabat yang hebat, banyak dari kita yang mengenyam pendidikan hanya untuk mendapat gelar kemudian berharap bisa sukses atau dapat gaji gede dari status pendidikan itu. Banyak pula dari kita yang ketika sukses setelah itu berusaha mencari kenalan, teman, bahkan musuh ketika sekolah dulu hanya sekedar untuk mencari tahu kondisi mereka kemudian menyombongkan kesuksesan masing-masing. Seakan-akan hidup ini adalah perlombaan sejak kecil. Berlari kencang atau kita akan terinjak-injak. Ya, karena sejatinya untuk bisa lahir saja kita harus mengalahkan lebih dari jutaan sel sperma lainnya bukan? Ingatlah, hidup memang perlombaan. Jika kau tak  cepat, seseorang akan mengalahkanmu berlari kencang meninggalkanmu.


Yang paling penting dari pendidikan itu ialah kita harus menjadi berbeda karenanya. Manusia yang berani menantang dunia dengan cerdas dalam setiap langkah kita. Jadilah pribadi yang merdeka bukan yang terkekang tradisi pendidikan yang kita enyam di institusi manapun. Kebanyakan dari kita adalah produk yang dibentuk berdasarkan apa yang diajarkan oleh pengajar atau guru yang mengajarkan pelajaran yang sistemnya sudah dirancang sedemikian rupa. Misalnya begini, ketika kita menjelaskan definisi suatu benda tapi tidak sesuai buku pelajaran, kita akan dianggap tidak memperhatikan apa yang diterangkan pengajar. Ketika saya menjelaskan mesin adalah segala hal yang digunakan untuk mengurangi peluang  keteledoran manusia. Semua yang bisa meringankan pekerjaan manusia adalah mesin. Saat gerah, tekan tombol angin bertiup dari kipas angin dan itu adalah mesin. Ngobrol dengan teman dari jarak jauh pakai telepon dan itu mesin juga. Dan masih banyak contoh yang lainnya lagi, kita justru akan dianggap aneh. Karena pengertian mesin dalam bahasa buku adalah kombinasi dari tubuh yang terhubung dan gerak mereka dibatasi agar bisa dikendalikan untuk kepentingan dan meringankan pekerjaan manusia. Menurut saya bukan bahasa buku atau definisi masing-masingnya tetapi yang penting adalah bagaimana kita memahami apa yang diajarkan bukan hanya sekedar menghapal atau meniru buku. Ya, belajar tidak harus dari buku tapi bisa di mana saja, kapan saja dan dari siap saja bukan? Pahamilah indahnya ilmu pengetahuan.


Menurut saya pribadi, ada sistem yang harus dibenahi dalam dunia pendidikan. Sekolah atau institusi pendidikan lainnya tidak pernah mengajarkan penemuan atau gagasan baru. Kita hanya diajarkan bagaimana mendapatkan peringkat yang bagus, peluang kerja. Para pengajar hanya mengajari bagaimana cara memperoleh nilai yang bagus. Ini justru yang membuat banyak pelajar yang merasa tertekan hingga akhirnya malas belajar. Misalnya begini, ketika kita diberi tugas untuk mencari arti sebuah kata, apa yang kita dapat? Apakah kita antusias untuk mencarinya? Apakah kita temukan suatu pengetahuan baru? Tidak!. Kita justru hanya kalut dan berlomba untuk jadi yang tercepat menemukan arti kata tersebut. Lalu apa gunanya metode belajar seperti ini? Sekalipun kita yang lebih dulu menemukannya, apakah pengetahuan kita meningkat? Tidak!. Yang ada hanya tekanan. Bahkan singa sirkus pun belajar untuk duduk di kursi hanya karena takut dicambuk. Kalian boleh menyebut singa itu terlatih, bukan terdidik. Tapi maaf, bukan ingin menggurui. Saya hanya menyampaikan unek-unek saja. Kita memang harus belajar serius dari hati tapi bukan sekedar hanya untuk lulus saja. Ku beri satu petuah bijak " jangan belajar untuk menjadi sukses, tapu belajarlah untuk mencari ilmu. Jangan mengejar kesuksesan, tapi kejarlah keunggulan. Kejarlah keunggulan maka sukses akan menghampirimu."


Banyak orang dari kita yang bersekolah hanya untuk dapat ijazah. Mindset kita diprogram bahwa tanpa ijazah tidak ada pekerjaan, tak ada orangtua yang mau menikahkahkan anak perempuannya denganmu, takkan ada bank yang akan memberikan pinjaman kredit bahkan dunia tidak akan memandangmu. Seharusnya kita sekolah semata-mata untuk mencari ilmu. Tidak usah peduli jadi juara atau jadi yang terakhir. Karena ilmu itu tidak ditulis dalam ijazah tapi di dalam hati dan pikiran kita. Selama kita mampu menerapkan ilmu yang kita pahami, kita pasti akan diterima dengan baik di manapun. Jadi, mari letakkan kakimu di pedal, tancap gas dan ciptakan sejarah kita sendiri.


Tidak sedikit juga dari kita yang menempuh pendidikan bukan karena keinginan kita. Melainkan menuruti apa kata orangtua kita, ingin membuatnya bangga mungkin tujuan awalnya. Tapi kebanyakan justru bakat alami kita harus mati secara perlahan. Ini menimbulkan konflik batin tersendiri yang akhirnya justru kita tidak fokus belajar karena kita tidak menghadirkan hati di sana. Ikutilah bakatmu jadilah seperti apa yang selama ini kita impikan bukan menuruti keinginan dan impian orang lain. Karena itu sama seperti mencintai Yani tapi menikahi Tika. Bayangkan jika dulu orang tua Mike tyson menyuruhnya jadi penyanyi atau orang tua Michael Jackson menyuruhnya jadi petinju, apa yang terjadi?. Sesuatu yang dipaksakan, meskipun bisa hasilnya akan buruk. Itu artinya kita hidup dalam kepura-puraan.


Atau bakat dan jurusan sudah tepat tapi karena tekanan keadaan di keluarga kita di mana kita adalah sosok yang diandalkan untuk menjadi tulang punggung nantinya. Kita akan menjalani pendidikan dengan rasa takut. Takut akan kegagalan, takut akan masa depan. Jika kita terlalu takut akan hari esok bagaimana kita akan hidup untuk hari ini?. Bagaimana kita akan bisa fokus belajar?  Itu artinya kita hidup dalam ketakutan. Tapi karena harapan yang banyak dari lingkungan kita itulah kita menjadi penakut. Ditambah lagi di sekolah iti kau tak sendiri, ada persaingan di sana. Tidak akan ada yang mengenalmu jika kau bukan yang terdepan. Dan rasa takut tidak baik dalam pendidikan lalu minta dikasihani Tuhan. Kemudian berdoa minta ini, minta itu.


Sesuatu yang sederhana, buatlah obsesimu menjadi profesimu sehingga pekerjaan akan tetasa seperti bermain. Mungkin gajinya kecil tapi kau akan dapat pelajaran yang banyak dari sana. Kau akan temukan kebahagiaan di sana.  Profesi yang dipaksakan akan membuat kita frustasi lalu mengutuk kehidupan. Hidup yang diatur orang lain, bukan kehidupan kita sendiri.


Wassalamu'alaikum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar